ACEH -- Dewan Pimpinan Wilayah Ikatan Ahli
Ekonomi Islam (DPW IAEI) Aceh menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) terkait optimalisasi
pengelolaan wakaf bersama para stakeholder (pemangku kepentingan) di
Hotel Permata Hati, Blang Oi, Banda Aceh pada Selasa (12/10). Penyelenggaraan
FGD ini dilakukan secara hybride, di mana sebagian peserta mengikuti
secara offline, dan sebagiannya secara online melalui zoom meeting yang diikuti
oleh 130 peserta dari berbagai daerah di Indonesia.
FGD ini diselenggarakan dengan tujuan untuk menjaring pendapat para stakeholder yang diwakili dari Majelis Permusyarawatan Ulama (MPU), Bank Indonesia (BI), Baitul Mal Aceh (BMA), Badan Wakaf Indonesia (BWI), Kemenag, OJK, ACT, Rumah Zakat, Badan Pertanahan Nasional, Bappeda Aceh, DDII, Ikadi, Dewan Syariah Aceh, MES Aceh, sejumlah perwakilan IAEI seluruh Aceh, 13 BWI Kabupaten Kota, Muhammadyah, Nahdlatul Ulama, Mahkamah Syariah Aceh, FEBI UIN Ar-Raniry, FEB USK dan juga dihadirkan satu-satunya nazhir di Aceh yang bersertifikasi Yayasan Haroen Aly Aceh.
Dalam sambutannya mewakili DPW IAEI Aceh, Prof. Dr. M. Shabri Abd. Majid, M.Ec mengungkapkan, FGD kali ini berupaya menemukan solusi atas pengelolaan wakaf di Aceh hari ini yang masih dilakukan secara terpisah oleh tiga Lembaga, yaitu Baitulmal Aceh (BMA), BWI perwakilan Aceh, dan Kemenag Aceh yang masing-masing berjalan sesuai dengan regulasi yang berbeda. Shabri menambahkan, bahwa potensi wakaf yang besar di Aceh jika mampu dioptimalkan pemanfatannya, maka akan berkontribusi besar terhadap penguatan ekonomi ummat.
FGD ini dimoderatori oleh Dr. Israk Ahmadsyah, M.Ec., M.Sc, selaku dosen FEBI UIN Ar-Raniry, dengan menghadirkan narasumber utama yaitu Bapak Hendri Tanjung, PhD (BWI Pusat), Bapak Drs. H. Tarmizi Tohor, MA (Direktur Pemberdayaan Zakat & Wakaf Kemenag Pusat), Prof. Dr. Nazaruddin A Wahid, MA (Kepala BMA) dan Ir. Arief Rohman Yulianto, MM (Pusat Kajian dan Transformasi Digital BWI), dengan melahirkan berbagai masukan dan rekomendasi.
“FGD ini terselenggara dengan baik, dengan dukungan dari berbagai stakeholker, khususnya dari BMA, Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Aceh,” tutup ketua panitia FGD, Jalaluddin ST, MA.
Sumber Berita: Pengurus IAEI DPW Aceh