Industri perbankan syariah Indonesia masih terus tumbuh positif selama tahun 2013 di tengah-tengah tekanan ekonomi domestik utamanya defisit transaksi perdagangan, inflasi yang telah melebihi target awal tahun 2013 (4,5% +/-1%), melemahnya nilai tukar Rupiah hingga mendekati Rp12.000/USD dan kelangkaan sejumlah komoditas.
Sampai dengan Oktober 2013, pertumbuhan tahunan perbankan syariah (Bank Umum Syariah/BUS dan Unit Usaha Syariah/UUS) masih tercatat 32% dengan total aset Rp229,5 triliun, total pembiayaan Rp179,3 triliun dan total simpanan Rp174 triliun. Jumlah bank umum syariah tercatat 11 bank, unit usaha syariah sebanyak 23 unit dan BPRS telah mencapai 160 bank dengan jumlah kantor 2932, meningkat 269 kantor dibandingkan tahun 2012.
Dengan perkembangan tersebut, pangsa pasar perbankan syariah telah mencapai 4,9%. Rencana pencapaian pangsa pasar 5% di semester pertama 2013 sedikit terhambat karena tekanan ekonomi domestik yang terjadi pada periode tersebut. Namun demikian, perkembangan tiga indikator utama perbankan syariah tersebut masih berada di dalam kisaran skenario yang diperhitungkan yaitu skenario optimis, moderat dan pesimis dengan kecenderungan berada di wilayah moderat dan pesimis.
Dengan tiga skenario tersebut, di akhir tahun 2013, diperkirakan total asset akan mencapai minimal Rp213,7 triliun (pesimis), Rp237,5 triliun (moderat) dan maksimal Rp261,2 triliun (optimis) sementara total DPK diperkirakan di kisaran Rp174,4 triliun (pesimis), Rp183,6 triliun (moderat) dan Rp193,7 triliun (optimis) dan, total pembiayaan akan mencapai minimal Rp180,3 triliun (pesimis), Rp189,8 triliun (moderat) dan maksimal Rp199,3 triliun (optimis).
Skenario pesimis terjadi apabila tekanan ekonomi domestik masih memberikan dampak kepada kinerja industri perbankan syariah. Khususnya, pengaruh faktor eksternal (defisit transaksi perdagangan dan nilai tukar Rupiah) disamping faktor internal seperti cenderung melambatnya aktifitas pembiayaan perbankan syariah dan ekspansi total asset karena melambatnya kinerja sektor riil. Skenario moderat terjadi apabila perbankan syariah menggunakan sumber-sumber pendanaan lain untuk tetap mempertahankan ekspansinya seperti simpanan lain (selain Dana Pihak Ketiga), private placement, dll dan upaya intensif sosialisasi dan edukasi perbankan syariah oleh semua stakeholder melalui gerakan ekonomi syariah (GRES) berhasil meningkatkan sumber maupun pemanfaatan dana.
Terakhir, skenario optimis akan terjadi apabila kinerja sektor riil dapat pulih di triwulan terakhir 2013 sehingga akselerasi pendanaan maupun pembiayaan perbankan syariah terus berlanjut. Inflasi bulan Oktober 2013 telah menunjukkan kecenderungan penurunan dan nilai tukar Rupiah relatif terkendali seiring dengan penerapan paket kebijakan ekonomi pemerintah untuk mengurangi impor, mendorong ekspor, memperkuat struktur industri dan menahan keluarnya modal asing. Pangsa pasar perbankan syariah di akhir tahun 2013 diperkirakan antara 5%-5,25%.