Situs Resmi DPP IAEI - Contact Center 021-3840059
Tetap Terhubung Bersama IAEI di Media Sosial Facebook , TwitterInstagram dan Youtube Channel dengan tagar #EkonomiIslam

Kondisi Perekonomian 2013 dan Perkiraan 2014

Updated: Senin 23 Desember 2013 - 11:23 Kategori: Umum Posted by: Ricky Dwi Apriyono

KONDISI PEREKONOMIAN 2013 DAN PERKIRAAAN 2014

Tahun  2013  ditandai  dengan  sejumlah tantangaekonomi  baik  dari  internal  maupun eksternal. Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang cukup tinggi (kisaran 5%-6%) dari tahun 2010 sampai saat ini, dengan permintaan domestik yang tinggi dan aktifitas investasi terus meningkat, antara lain telah berdampak kepada lebih tingginykegiatan impor ketimbang ekspor. Pada gilirannya, hal ini mengakibatkan defisit transaksi perdagangan sejak triwulan IV-2011 dan permintaan valuta asing (USD) yang cenderung meningkat sehingga mempengaruhi stabilitas nilai  tukar  rupiah  dan  menyebabkan  naiknya  harga  barang  (inflasi).  Di  saat  yang  sama, kelangkaan dan kurangnya pasokan sejumlah komoditas pertanian di pasar seperti bawang merah, bawang putih, cabe rawit, minyak sawit dan gula pasir di bulan Maret 2013 (triwulan II-2013) memberikan tekanan tambahan kepada inflasi domestik.

Disamping itu, faktor eksternal utamanya kinerja perekonomian negara-negara maju khususnya Amerika dan eropa juga turut mempengaruhi perekonomian nasional. Melemahnya permintaan sejumlah negara ekspor utama  Indonesia (Jepang, China dan Amerika) terhadap komoditas ekspor Indonesia, naiknya harga minyak dunia dan kebijakan tapering off bank sentral Amerika juga berdampak kepada kepercayaan investor dan penempatan dana asing di dalam negeri dan tentunya  pergerakan  nilai  tukar Rupiah  di  pasar  keuangan. Selanjutnya,  tekanan internal dan eksternal tersebut menyebabkan pemerintah menaikkan harga BBM tanggal 22 Juni 2013 sehingga memberikan dampak lanjutan kepada inflasi.

Namun demikian, pemerintah, Bank Indonesia dan regulator terkait berupaya maksimal untuk mempertahankan kinerja perekonomian  nasional.   Pemerintah  mengeluarkan paket kebijakan ekonomi untuk mengurangi impor dan mendorong ekspor termasuk fasilitas KITE (Kemudahan Impor Tujuan Ekspor), tarif PPh impor, memperkuat struktur industri, dan menahakeluarnya modal asing. Sementara itu, kebijakan moneter yang dilakukan oleh Bank Indonesia untuk menekan inflasi dan menjaga pergerakan nilai tukar rupiah termasuk kebijakan macroprudential ditambah lagi dengan kebijakan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di sektor keuangan dan microprudential juga  menjadi bagian  dari koordinasi kebijakan  ekonomi pemerintah untuk menjaga kinerja perekonomian nasional.

Tahun 2014 diperkirakan perekonomian Indonesia masih menghadapi sejumlah tantangan eksternal seperti ketidakpastian pemulihan ekonomi global, kebijakan lanjutan ekonomi Amerika, instabilitas harga komoditas yang berpengaruh kepada kinerja ekspor Indonesia dan tantangan internal seperti pengendalian laju inflasi dan nilai tukar rupiah, pemulihan kinerja neraca pembayaran, pengendalian sejumlah harga-harga komoditas utama termasuk pengaruh sosial politik pelaksanaan pemilu 2014. Semua faktor tersebut pastinya berpengaruh kepada kinerja perekonomian nasional, perbankan dan tentunya industri perbankan syariah.



comments powered by Disqus