Situs Resmi DPP IAEI - Contact Center 021-3840059
Tetap Terhubung Bersama IAEI di Media Sosial Facebook , TwitterInstagram dan Youtube Channel dengan tagar #EkonomiIslam

Belajar Dari Konglomerat Abdurrahman bin Auf

Updated: Kamis 25 Juni 2015 - 16:46 Kategori: Hikmah Posted by: BAGUS PAMUNGKAS SE

Sahabat Rasul yang satu ini menarik kita jadikan teladan. Abdurrahman bin Auf namanya, sahabat yang termasuk kelompok delapan orang yang mula-mula masuk Islam. Ia juga tergolong sepuluh sahabat yang diberi kabar gembira oleh Rasulullah masuk surga dan termasuk enam orang sahabat yang bermusyawarah dalam pemilihan khalifah setelah Umar bin Al-Khathab.

Seorang yang mengendalikan hartanya, bukan seorang yang dikendalikan oleh hartanya. Sebagai bukti, ia tidak mau celaka dengan mengumpulkan harta kemudian menyimpannya. Ia mengumpulkan harta dengan jalan yang halal.

Pernah suatu ketika datang sebuah rombongan dengan membawa 700 kendaraan yang berisi barang dagangan, yang mana seluruh isi muatan dan kendaraan diberikan di jalan Allah. Ya dialah, Abdurrahman bin Auf sang penderma, Subhanallah.  

ketika Kaum Muslimin hijrah ke Madinah, telah menjadi kebiasaan Rasul pada waktu itu untuk mempersaudarakan dua orang shahabat, salah seorang dari muhajirin warga Mekah dan yang lain dari Anshar penduduk Madinah.

Persaudaraan ini mencapai kesempurnaannya dengan cara yang harmonis yang mempesonakan hati. Orang-orang Anshar penduduk Madinah membagi dua seluruh kekayaan miliknya dengan saudaranya orang muhajirin, sampai-sampai soal rumahtangga. Apabila ia beristeri dua orang diceraikannya yang seorang untuk memperisteri saudaranya.

Ketika itu Rasul yang mulia mempersaudarakan antara Abdurrahman bin ‘Auf dengan Sa’ad bin Rabi’ dan marilah kita dengarkan shahabat yang mulia Anas bin Malik r.a. meriwayatkan kepada kita apa yang terjadi:

” … dan berkatalah Sa’ad kepada Abdurrahman: “Saudaraku, aku adalah penduduk Madinah yang kaya raya, silakan pilih separoh hartaku dan ambillah! Dan aku mempunyai dua orang isteri, coba perhatikan yang lebih menarik perhatian anda, akan kuceraikan ia hingga anda dapat memperisterinya……!

Jawab Abdurrahman bin ‘Auf: “Moga-moga Allah memberkati anda, isteri dan harta anda !

Tunjukkanlah letaknya pasar agar aku dapat berniaga! Abdurrahman pergi ke pasar, dan berjual belilah di sana, ia pun beroleh keuntungan!

Kehidupan Abdurrahman bin ‘Auf di Madinah baik semasa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Salam maupun sesudah wafatnya terus meningkat. Barang apa saja yang ia pegang dan dijadikannya pokok perniagaan pasti menguntungkannya. Seluruh usahanya ini ditujukan untuk mencapai ridha Allah semata, sebagai bekal di alam baqa kelak.

Yang menjadikan perniagaannya berhasil dan beroleh berkat karena ia selalu bermodal dan berniaga barang yang halal dan menjauhkan diri dari perbuatan haram bahkan yang syubhat Seterusnya yang menambah kejayaan dan diperolehnya berkah, karena labanya bukan untuk kepentingan pribadi tetapi di dalamnya terdapat bagian Allah yang ia penuhi dengan setepat-tepatnya, pula digunakannya untuk memperkokoh hubungan kekeluargaan serta membiayai sanak saudaranya, serta menyediakan perlengkapan yang diperlukan tentara Islam.


--dari berbagai sumber--