PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) meresmikan unit usaha syariah (UUS) mereka menjadi PT BTPN Syariah Tbk. Bank umum syariah (BUS) ini merupakan hasil akuisisi dan konversi PT Bank Sahabat Purba Danarta (BSPD). Memiliki rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) 30% di semester I-2014 dan menargetkan modal sebesar Rp 1 trilliun hingga akhir tahun.
Menurut Direktur Kepatuhan dan Sekretaris Perusahaan Anika Faisal, izin konversi dan pemisahan (spin off) sudah disetujui oleh Otoritas Jaksa Keuangan (OJK) dan BTPN Syariah sudah resmi beroperasi pada Senin (14/7). Spin off ini, ia jelaskan, akan meneruskan visi misi UUS BTPN yang sudah dikembangkan sejak 2010.
“Kami meyakini, pasar syariah sangat potensial di Indonesia. Mayoritas populasi masyarakat di Indonesia juga muslim. Mulai dari proses konversi sampai akuisisi kami belajar banyak. Tidak mudah, tetapi bukan tidak dapat dilakukan. Kami meyakini, setelah spin off akan jauh lebih baik.” kata Anika di buka puasa bersama media di Jakarta, Selasa (15/7).
Pada kuartal I-2014 UUS BTPN memiliki aset Rp 2,2 trilliun. Jumlah tersebut tumbuh 122,5% secara year on year (yoy) dibandingkan periode yang sama pada 2013, yakni Rp 986 miliar. Nilai pembiayaan perbankan juga mencapai Rp 1,62 trilliun, meningkat sebesar 160% dari tahun lalu, Rp 621 miliar. Jumlah nasabah pra-sejahtera produktif yang dimiliki sudah mencapai 1.041.357 nasabah, tumbuh 95,5% dari total nasabah sebelumnya, yaitu 532.725 nasabah.
Anika menjelaskan, dana pihak ketiga (DPK) UUS pada kuartal I-2104 sebesar Rp 19,6. Sementara, BSPD memiliki Rp 157 milliar DPK. BTPN Syariah juga mendapat tambahan modal sekitar Rp 250 milliar. Karena itu, kondisi CAR perbankan syariah ini baik, yakni 30% di semester I-2014. Modal BTPN Syariah hingga sekarang sebesar Rp 760 milliar. “Kami menargetkan hingga akhir tahun ini modal BTPN Syariah dapat menjadi Rp 1 trilliun, untuk mencapai kategori BUKU II (Bank umum kegiatan usaha),” jelasnya.
Pada kesempatan yang sama, President Director BTPN Syariah Harry A S Sukadis menambahkan, visi BTPN Syariah tidak jauh berubah dari usaha induknya. “Visinya hanya dirubah sedikit, dari bank market terbaik menjadi bank syariah terbaik untuk keuangan inklusif,” kata dia.
Saat ini, BTPN Syariah memiliki lebih dari 8.250 karyawan. Terdapat 13 kantor cabang, 44 layanan syariah bank (office channeling), dan didukung oleh 1.224 tim mobile markerting syariah. BTPN memiliki saham BTPN Syariah sebesar 70%. Sementara pemegang saham lainnya, adalah PT Triputra Persada Rahmat dan Yayasan Purba Danarta yang masing-masing memiliki saham 28,59% dan 1,41%.
Terkait akuisi dan konversi BSPD menjadi BTPN Syariah, perbankan tidak melakukan melakukan pemutusan kerja (PHK) kepada pegawai lama. Mereka dapat bergabung dengan BTPN Syariah ataupun BTPN konvensional. Kemudian, mengenai dana nasabah yang sudah ada sebelumnya, akan diberikan jangka waktu satu tahun. Selama itu, dana nasabah akan dikelola perbankan syariah, sampai mereka memutuskan bergabung atau memindahkan dananya ke bank lain.
Lebih lanjut, Harry mengungkapkan, perbankan akan berfokus pada nasabah hingga ke pelosok di Indonesia. Mereka menawarkan pinjaman sebesar Rp 1 juta hingga Rp 5 juta dengan masa pelunasan peminjaman (tenor/tenure of the loan) selama satu tahun. Nasabah akan lebih berpusat kepada perempuan. Karena dengan memberdayakan perempuan diharapkan dapat meningkatkan pendapatan keluarga. Hal itu, dianggapnya selaras dengan konsep perbankan, yakni berfokus pada pra-sejahtera produktif.
Sumber : Berita Satu