IAEI, JAKARTA – Silaturahim Kerja Nasional (Silaknas), Ikatan Ahli
Ekonomi Islam (IAEI) digelar acara Halal bi Halal (HBH) Stakeholders Ekonomi
Syariah 1438 H resmi ditutup, Jumat (28/7).
Acara yang diadakan di Hotel Fairmont Senayan, Jakarta dihadiri sekitar 500 orang terdiri dari Pengurus Pimpinan Pusat, Pengurus Wilayah, Pengurus Komisariat, Regulator Keuangan dan Perbankan Syariah, Asosiasi Ekonomi dan Keuangan Syariah, Direksi Keuangan Syariah serta Pimpinan Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta.
HBH sekaligus Closing Ceremony diawali dengan Laporan Panitia oleh Sekretaris Jenderal (Sekjend) IAEI Ibu Dra Munifah Syanwani, M.Si, dilanjutkan dengan pengukuhan pengurus IAEI periode 2017-2020 serta pengarah penutup dari Prof Bambang Brodjonegoro, Ph.D selaku Ketua Umum IAEI.
“Untuk pertama kalinya Silaknas IAEI sekaligus peluncuran KNKS yang diresmikan langsung oleh Presiden Republik Indonesia di Istana Negara. KNKS dibentuk melalui Peraturan Presiden No. 91 tahun 2016. Diharapkan dengan keberadaan KNKS ini akan membuat perkembangan ekonomi keuangan syariah menjadi lebih cepat lagi dan impian agar Indonesia menjadi barometer hub atau pusat internasional ekonomi keuangan syariah dapat terwujud”, papar Bambang Brodjonegoro dalam sambutan penutupnya.
Lebih lanjut disampaikan Bambang Brodjonegoro, ekonomi syariah bermanfaat untuk rakyat dan langsung menyentuh kepentingan masyarakat banyak. Hal penting dari pertemuan Silaknas IAEI ini yaitu bagaimana menggerakkan ekonomi umat atau sektor riil, dengan harapan semakin banyak wirausaha muslim ikut menggerakkan sektor riil di Indonesia.
“Kebutuhan instrumen keuangan syariah salah satunya seperti zakat, wakaf, dan micro finance akan menjadi pilihan masyarakat untuk solusi pengentasan kemiskinan, mengurangi pengangguran, serta mengurangi ketimpangan. Sehingga diperlukan langkah penting dengan segera menyiapkan rencana Arsitektur Keuangan Syariah Indonesia (AKSI) pengembangan keuangan ekonomi syariah dalam pembangunan ekonomi nasional,” terangnya.
Rangkaian acara penutupan dimerihakan dengan penganugerahan atau IAEI Award. Pemberian award oleh IAEI yang merupakan ajang pertama kalinya penghargaan dan apresiasi bagi institusi, akademisi, praktisi serta pakar yang berjuang dan berkontribusi nyata dalam pengembangan ekonomi, keuangan dan bisnis syariah di Indonesia.
Berikut penerima IAEI Award: Pertama yaitu Kampus Ekonomi Islam terdepan (Universitas Airlangga, UIN Sumatera Utara, dan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta). Kedua, Praktisi Ekonomi dan Keuangan Syariah Berpengaruh yaitu Yuslam Fauzi (Keuangan Syariah), Riyanto Sofyan (Pariwisata Syariah), Elidawati (Fashion) dan Nurhayati Subakat (Kosmetik). Ketiga, Kepala Daerah Penggerak Ekonomi Syariah yaitu Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Barat, DR. H. Zainul Majdi.
Gubernur Provinsi Jawa Tengah, H. Ganjar Pranowo, SH, MIP, Gubernur Provinsi Jawa Barat Dr. (HC) H. Ahmad Heryawan, Gubernur Provinsi Sumatera Barat, Prof. Dr. Iwan Prayitno, M. Sc, Walikota Surabaya, Dr (HC) Tri Rismaharini, M. T, dan Kota Metropolis Pusat Keuangan Syariah Indonesia, Drs. H. Djarot Saiful Hidayat, MS.
Keempat, Bank Umum Syariah terbaik berdasarkan Inklusi Keuangan yaitu BNI Syariah, Bank Syariah Mandiri dan BRI Syariah. Kelima, Unit Usaha Syariah terbaik berdasarkan Inklusi Keuangan yaitu Bank Permata Syariah, Bank BTN Syariah dan CIMB Niaga Syariah.
Keenam, lifetime achievement yaitu (alm) Masudi Muqarabin, Ph. D, (alm) Karnaen Perwaatmaja, dan (alm) Prof. Dr. Sofyan Syafri Harahap. Ketujuh, DPW IAEI teraktif yaitu DPW Jawa Timur, DPW NTB dan DPW Kalimantan Selatan. Kedelapan, Deklarator Pendiri IAEI yaitu KH. Ma’ruf Amin, Prof. Halide, Mustafa Edwin Nasution, A. Riawan Amin, dan Ahmad Subiyanto.